Resensi Buku Tanah dan Pembangunan

 
google.com
Judul Buku     : Tanah dan Pembangunan: Risalah dari Konferensi INFID ke-10.
Penyunting      : Noer Fauzi
Pengantar        : Mochtar Mas’oed
Kota Terbit      : Jakarta
Penerbit           : Pustaka Sinar Harapan
Tahun Terbit    : 1997
ISBN               : 979-416-507-7
Keteragan Fisik : xiv, 303 hlm; 22 cm


Sejak persoalan tanah kembali muncul sebagai perdebatan public pada saat capital semakin kuat di Orde Baru. Isu yang paling menonjol ialah reduksionisme (menyederhanakan) persoalan tanah. Jadi nilai tanah dilepaskan dari berbagai dimensi, yang pada awalnya melekat. Artinya nilai tanah lebih ditentukan oleh mekanisme pasar. Karena tidak adanya keterikatan dengan emosional dengan manusia dan dimensi ekonomis, maka tidak mengherankan jika banyak terjadi keruwetan yang terbuka mengenai tanah adat yang secara tradisional dilindungi oleh hukum adat.
Tanah juga sebagai alat akumulasi dan sarana investasi, bagi banyak investor hal ini sangat menguntungkan. Dalam jangka yang panjang kedepan, investasi seperti ini sangat menjanjikan keamanan, kepastian pendapatan, nilai, dan terhindar dari inflasi. Oleh karena itu banyak tanah tanah yang tidak digarap, dan hanya digunakan sebagai investasi masa depan. Sampai di tahun 1980-an terdapat sebutan ‘tuan tanah’ baru di jawa tengah dan jawa timur.
Asumsi yang mendasari tulisan di buku ini ialah penanggulangan kemiskinan yang langsung menyerang pada intinya, yaitu reditribusi asset produktif, terutama dalam bidang tanah. Pemerintah yang berada dalam posisi tinggi harus mengakomodasi kekuatan capital domestic maupun internasional. Pemerintah cenderung untuk memilih strategi tidak langsung. Salah satu yang menonjol ialah pembangunan pertanian dan industry demi mengatasi ketimpangan pedesaan. Hasil dari kebijaksanaan pertanian ini menghasilkan ‘revolusi hijau’ dan kebijakan industrialisasi untuk mendorong para petani yang awalnya menggarap sawah kemudian terlempar untuk berpindah penghasilan dan mencari penghidupan yang baru di ‘sector non-pertanian’.
Ini semua adalah cara dan upaya pemerintah untuk menyejahterakan di pedesaan. Tetapi diantara para pemimpin yakin bahwa reforma agraria merupakan jalan paling meyakinkan dan tidak menggoyahkan kekuasaan yang berlaku saat itu, karena strategi tidak langsung dianggap secara politik paling layak.
Dalam kaitannya memerlukan ‘political will’ maka disini organisasi non pemerintah bisa ikut berperan. Upaya untuk menyebarkan secara merata di masyarakat memerlukan advokasi yang sungguh-sungguh di berbagai area. Ini utuk membangkitkan kesadaran bahwa semakin memburuknya kemiskinan akan sangat merugikan. Terutama yang berkaitan dengan persoalan tanah itu isendiri.
Distribusi yang tidak merata juga memberikan pengaruh yag tkurang baik untuk kemakmuran masyarakat pada saat itu. Karena keuntungan tidak bisa menjangkau masyarakat adat, hal ini karena tidak diakuinya hukum yang berlaku megenai hak tanah adat. Selain itu kebijakan tanah dan pembangunan cenderung memarjinalkan perempuan, karena ekonominya di abaikan serta memandang bahwa laki-laki dianggap sebagai objek pembangunan.
Hal itu juga pada penekanan pertumbuhan ekonomi membuat komoditisasi tanah dan konversi tanah dari pertanian ke penggunaan non pertanian memunculkan berbagai sengketa tanah. Hal ini diperburuk karena adaya korupsi para pejabat dan hukum yang melayani perusahaan besar.

Menurut saya pandangan yang telah melihat dan membaca buku ini, tidak ada salahnya mempelajari dan memahami dari berbagai pandangan, karena buku ini adalah kumpulan tulisan. Untuk materi yang disajikan memberikan penjelasan yang cukup mudah dipahami. Bagi yang ingin mendalami mengenai agraria tidak salah membaca buku ini, karena ini hasil dari konferensi INFID yang dilaksanakan di Australia yang membahas mengenai pembangunan Indonesia.

Penulis: Mu'in
Tag : Resensi
0 Komentar untuk "Resensi Buku Tanah dan Pembangunan"

Back To Top